v
Teks Ayat dan
Terjemahan Surah Al-Isra ayat 23-24
﴿بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيمِ﴾
وَقَضَى
رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّـاهُ وَبِالْوَلِدَيْنِ إِحْسَـناً إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ
أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا (23)
وَاخْفِضْ
لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانِى صَغِيرًا (24)
Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik kepada ibu bapakmu. Jika salah seorang diantara keduanya atau
kedua-duanya berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-sekali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (23)
Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah.
‘Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku di waktu kecil.’ (24)
v
Tafsir Surah Al-Isra ayat 23-24 (Tafsir Al-Misbah)
Ayat ini masih merupakan rincian dari pernyataan yang lalu tentang
kesempurnaan Al-Qur’an. Kelompok ayat-ayat ini berbicara tentang kaidah-kaidah
etika pergaulan dan hubungan timbal balik. Kandungan ayat ini juga menunjukan
betapa kaum muslimin memiliki kedudukan yang sangat tinggi dibanding dengan
kaum yang mempersekutukan Allah SWT. Thahir Ibn ‘Asyur menilai ayat ini dan ayat-ayat berikut merupakan rincian
tentang syariat Islam yang ketika turunnya merupakan rincian pertama yang
disampaikan kepada kaum muslimin di Mekah.
Ayat diatas menyatakan Dan
Tuhanmu yang selalu membimbing dan berbuat baik kepadamu. Telah menetapkan dan memerintahkan supaya kamu, yakni Engkau Wahai Nabi
Muhammad Saw. dan seluruh manusia jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbakti kepada kedua orang tua, yakni ibu dan bapak kamu dengan kebaktian sempurna. Jika salah seorang
diantara keduanya atau kedua-duanya mencapai ketuaan, yakni berumur lanjut
atau dalam keadaan lemah sehingga mereka terpaksa berada di sisimu, yakni dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” atau suara dan kata yang mengandung makna kemarahan atau
pelecehan atau kejemuan. Walau sebanyak dan sebesar apapun pegabdian dan
pemeliharaanmu kepadanya dan janganlah
engkau membentak keduanya menyangkut apa pun yang mereka lakukan, apalagi
melakukan yang lebih buruk dari membentak dan
ucapkanlah kepada keduanya sebagai ganti membentak, bahkan dalam setiap
percakapan dengannya perkataan yang
mulia, yakni perkataan yang baik, lembut, dan penuh kebaikan serta
penghormatan.
Betapapun berbeda , namun pada akhirnya harus dipahami bahwa ihsan (bakti) kepada orang tua yang
diperintahkan agama islam adalah bersikap sopan kepada keduanya dalam ucapan
dan perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat, sehingga mereka merasa
senang terhadap kita, serta mencukupi kebutuhan-kebutuhan mereka yang sah dan
wajar sesuai kemampuan kita (sebagai anak).[1]
Ayat diatas menyebut secara tegas kedua orang tua atau salah seorang diantara keduanya saja dalam
firman-Nya:
إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا
jika salah
diantara keduanya atau kedua-duanya mencapai
ketuaan di sisimu walaupun kata mencapai
ketuaan (usia lanjut) berbentuk tunggal. Hal ini untuk menekankan bahwa
apapun keadaan mereka,berdua atau sendiri, maka masing-masing harus mendapat
perhatian anak.
Kata ( كَرِيمًا ) kariman
bisa diterjemahkan mulia. Bila
kata karim dikaitkan dengan akhlak
menghadapi orang lain, maka ia bermakna pemaafan.
ayat tersebut menuntut agar apa saja yang disampaikan anak kepada kedua orang
tua bukan saja yang benar dan tepat, tapi juga harus yang terbaik dan mulia.
Seandainya saja orang tua melakukan kesalahan terhadap anak, maka kesalahan itu
haruslah dimaafkan. Karena tidak ada orang tua yang bermaksud buruk terhadap
anaknya.[2]
Ayat-ayat diatas memberi tuntunan kepada anak agar berbakti kepada
orang tua secara bertahap. Dimulai dengan jangannlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”. Lalu dilanjutkan dengan
mengucapkan kata-kata yang mulia. Ini lebih tinggi tingkatannya dari tuntunan
pertama karena mengandung pesan penghormatan dan pengagungan melalui ucapan.
Selanjutnya meningkat lagi dengan perintah untuk berperilaku yang menggambarkan
kasih sayang sekaligus kerendahan dihadapan kedua orang tua. Perilaku yang
lahir dari rasa kasih sayang yang menjadikan mata sang anak tidak lepas dari
orang tua. Yakni selalu memperhatikan dan memenuhi keinginan orang tuanya.
Akhirnya sang anak dituntun untuk mendoakan orang tua sambil mengingat
jasa-jasa mereka,terlebih saat mereka kecil.[3]
v Pesan-Pesan yang Terkandung dalam Surah
Al-Isro ayat 23-24
1.
Mengesakan
Allah Swt adalah pesan Tuhan yang paling penting.
2.
Berbakti kepada
orang tua adalah salah satu sifat mengesakan Allah
3.
Perintah agar
berbakti kepada orang tua, derajatnya sejajar dengan perintah mengesakan Allah
4.
Generasi muda
dan orang tua sepatutnya membangun hubungan dengan landasan iman
5.
Berbakti kepada
orang tua, tidak disyaratkan bahwa orang tua harus muslim
6.
Berbakti kepada
orang tua harus dilakukan oleh seorang anak tanpa perwakilan
7.
Berbakti bisa
berarti mencintai, mendidik, menghargai, berkomunikasi dengan baik.
8.
Berbakti kepada
orang tua adalah kewajiban anak yang tidak pernah selesai untuk ditunaikan
9.
Jangan titipkan
orang tua yang sudah renta di panti jompo atau semacamnya, anak-anaknya yang
bertanggung jawab mengasuhnya
10.
Perbuatan dan
ucapan yang baik sama-sama pentingnya
11.
Manusia harus
berkata santun dan berbuat baik kepada orang tua tanpa pamrih dan tanpa
mengharap balasan
12.
Berbakti kepada
orang tua berbanding lurus dengan perintah agar manusia mengesakan Allah.
Perintah tersebut dalam pandangan akal adalah sebuah konsekuensi logis dan dalam
pandangan syariat bersifat wajib
13.
Doa anak
terhadap orang tua sangat mustajab
14.
Mendoakan orang
tua adalah ungkapan terima kasihseorang anak. Mendoakan orang tua adalah
perintah Allah
15.
Penderitaann
orang tua ketika merawat anaknya sewaktu kecil adalah perjuangan yang harus
menndapatkan penghargaan setingi-tinginya
16.
Orang tua harus
mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang
17.
Manusia harus
menghargai para pendidiknya[4]
Sumber:
Mohsen
Qaraati, Tafsir untuk Anak Muda. (Al-Huda:2002).
Ibnu Kasir
Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Kasir.
No comments:
Post a Comment