BAB
I
A. PENDAHULUAN
Bayi
manusia lahir dengan keadaan lemah dan dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
pun yang kelak disusui ibu, dirawat, dibesarkan, dan diberi pendidikan hingga
menjadi kuat dan cerdas.[1] Allah
menurunkan QS. An –Nahl (18): 78 untuk memberitahukan kepada manusia bahwa dalam
dirinya terdapat potensi-potensi yang besar. Dalam surat ini disebutkan bahwa manusia
dibekali alat indera untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya, dalam artian digunakan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam
ayat ini terdapat ajakan untuk mengembangkan potensi edukasi yang kita miliki,
dengan mengembangkan potensi-potensi yang kita miliki maka kita akan lebih
bersyukur kepada Allah dengan segala kemurahan-Nya.
BAB
II
A. Kandungan QS. An-nahl (16): 78
QS AN NAHL : 78
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ
مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ
وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Maksud ayat ini adalah, Allah
mengajari kalian apa yang sebelumnya tidak kalian ketahui, yaitu sesudah Allah
mengeluarkan dari perut ibu kalian tanpa memahami dan mengetahi sesuatu apa
pun. Allah mengkaruniakan kepada kalian akal untuk memahami dan membedakan
antara yang baik dan yang buruk. Allah membuka mata kalian untuk melihat apa
yang tidak kalian lihat sebelumnya, dan memberi kalian telinga untuk mendengar
suara- suara sehingga sebagian dari kalian memahami perbincangan kalian, serta
memberi kalian mata utuk melihat berbagai sosok, sehingga kalian dapat saling
mengenal dan membedakan. وَالأفْئِدَةَ maksudnya adalah hati
yang kalian gunakan untuk mengenal segala sesuatu, merekamnya dan memikirkannya
sehingga kalian memahaminya.
Lafadz لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ‘’agar kamu bersyukur’’, maksudnya adalah kami berbuat demikian pada kalian, maka
bersyukurlah kalian kepada Allah atas hal-hal yang dikaruniakan-Nya kepada
kalian, bukan bersyukur kepada tuhan-tuhan dan tandingannya. Janganlah kalian
menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah dalam bersyukur, karena Allah tidak
memiliki sekutu dalam melimpahkan nikmat-nikmatnya kepada kalian.[2]
B. QS An-Nahl menurut Tafsir Al Maraghi
Ayat ini menurut Tafsir Al Maraghi mengandung penjelasan
bahwa setelah Allah melahirkan kamu dari perut ibumu, maka Dia menjadikan kamu
dapat mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak kamu ketahui. Dia telah
memberikan kepadamu beberapa macam anugerah berikut ini :
1. Akal; sebagai
alat untuk memahami sesuatu,terutama dengan akal itu kamu dapat membedakan
antara yang baik dan yang jelek, antara yang lurus dan yang sesat, antara yang
benar dan yang salah.
2. Pendengaran;
sebagai alat untuk mendengarkan suara, terutama dengan pendengaran itu kamu
dapat memahami percakapan diantara kamu.
3. Penglihatan;
sebagai alat untuk melihat segala sesuatu, terutama dengan penglihatan itu kamu
dapat saling mengenal diantara kamu.
4. Perangkat hidup
yang lain; sehingga kamu dapat mengetahui jalan untuk mencari rizki dan materi
lainnya yang kamu butuhkan, bahkan kamu dapat pula memilih mana yang terbaik
bagi kamu dan meninggalkan mana yang jelek.
Semua
yang di anugerahkan oleh Allah kepadamu tiada maksud lain kecuali supaya kamu
bersyukur, artinya kamu gunakan semua anugerah Allah tersebut diatas
semata-mata untuk mencapai tujuan hidup yang sebenarnya yaitu :
a.
يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ :
mengekploitasi sebanyak-banyak karunia Allah yang tersebar di seluruh belahan
bumi-Nya demi kemaslaahatan hidup umat manusia.
b.
وَرِضْوَانًا
: dan meraih keridlaan-Nya, karena dengan keridlaan-Nya itulah
hidupmu menjadi semakin bermartabat.
Begitulah
selayaknya yang harus dilakukan oleh setiap manusia sesuai tugas hidupnya
sebagai hamba Allah dan khalifahnya di muka bumi.[3]
Allah
menjadikan ayat ini sebagai contoh
paparan sederhana dari proses aawal kehidupan manusia yang mampu diketahuinya. Manusia memang mengetahui
tahatpan-tahapan pertumbuhan janin, tetapi hal itu adalah ghoib sejauh manusia
belum mengetahui detil perkembangnya.
Ayat
ini juga membuktikan suatu kuasa Allah dalam hal menghidupkan dan mematikan
makhluk. Tidak ada sesuatu yang sulit bagi Allah untuk melakukan hal semacam
itu.
Pendahuluan
urutan kata pendengaran atas penglihatan
sungguh tepat karena berdasarkan ilmu kedokteran modern, indera pendengaran
memang berfungsi lebih dulu daripada indera penglihatan. Adapun fungsi hati (dalam
hal ini akal dan mata hati) yang membedakan
baik dan buruk berfungsi jauh sesudah kedua indera tersebut.
Ayat
tersebut juga berisi alat-alat pokok guna meraih pengetahuan. pada objek pengetahuan yang
bersifat material, manusia dapat menggunakan mata dan telinga. Adapun untuk
objek yang bersifat ilmu pengetahuan yang sifatnya immaterial, manusia dapat
menggunakan akal dan hatinya.
Manusia
dilahirkan tanpa pengetahuan sedikitpun. Pengetahuan dimaksud adalah yang
bersifat kasbiy, yakni pengetahuan
yang diperoleh manusia melalui upaya manusiawinya. Meski demikian, manusia
tetap membawa fitrah kesucian yang melekat pada dirinya sejak lahir, yakni
fitrah yang menjadikannya ‘mengetahui’ bahwa Allah Maha Esa.
Allah
SWT dengan kekuasaan-Nya mengeluarkan bayi manusia melalui proses kelahiran oleh
ibu yang mengandungnya kurang lebih sembilan tahun.
Bayi manusia lahir
dengan lemah dan dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang kelak disusui
ibu, dirawat, dibesarkan, dan diberi pendidikan hingga menjadi kuat dan cerdas.[4]
C. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
manusia
Potensi yang diberikan oleh Allah kepada manusia tidak akan
berarti apa- apa jika potensi tersebut tidak digali dan digunakan benar. Maka
dari itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan manusia, yaitu keluarga
dan lingkungan.
Pertama, Faktor keluarga.
Tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga terutama orang tua mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pertumbuhan anaknya. Dalam pendidikan islam terdapat
istilah Al-ummu madrasatul ula. Istilah ini memang tepat sekali
digunakan dalam ilmu pendidikan, karena anak terlebih dahulu mengenal orang
tuanya sebelum dia mengenal dunia luar sekitarnya.
Orangtua hendaknya sudah mulai
mengajari dan menggali potensi anaknya sejak kecil dan memasukkan nilai nilai
religius dalam keseharian keluarganya.
Kedua, Faktor Lingkungan. Lingkungan di
sekitar tempat tinggal anak juga mempengaruhi perkembangan fisik dan psikis
anak. Hal ini dikarenakan anak mempunyai kecendrungan untuk meniru apa yang
dilihatnya.
Disinilah letak peranan orang tua agar selalu memperhatikan
kagiatan anaknya dan memperingatkanrnya ketika dia melakukan kesalahan.
BAB
III
A. KESIMPULAN
QS An- Nahl (16): 78 memberitahukan kepada manusia,
bahwa di dalam diri manusia terdapat potensi- potensi yang harus digali untuk
dimanfaatkan dalam kehidupannya untuk meningkatkan ibadah kepada Allah. Dengan
mengetahui proses-proses pertumbuhan manusia serta melihat berbagai potensi
yang dimilikinya akan membuat manusia lebih bersyukur kepada Allah SWT.
B. SARAN
Pemakalah
selayaknya manusia biasa, maka apabila terdapat kesalahan maupun kekurangan
dalam penulisan makalah yang telah kami buat, kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
-
-
-
DAFTAR PUSTAKA
bin Jarir Ath- Thabari,
Abu Ja’far Muhammad, Tafsir Ath- Thabari,
Jakarta: Pustaka Azzam, 2009
Margiono, dkk. Pendidikan Agama Islam 1, Jakarta:
Yudhistira
http://cintailmuku1.blogspot.com/2011/12/qs-nahl-78-anugerah-allah-kepada.html
http://quranhadisku.blogspot.com/2013/03/potensi-edukatif-manusia_30.html
