Thursday, May 16, 2013

Tafsir QS. At- Tahrim Ayat 6


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, Q.S. A-Tahrim/66: 6

Tafsir Ibnu Katsir
Mengenai firman Allah subhanahu wa ta’ala,  قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا  “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka”, Mujahid (Sufyan As-Sauri mengatakan, “Apabila datang kepadamu suatu tafsiran dari Mujahid, hal itu sudah cukup bagimu”) mengatakan : “Bertaqwalah kepada Allah dan berpesanlah kepada keluarga kalian untuk bertaqwa kepada Allah”. Sedangkan Qatadah mengemukakan : “Yakni, hendaklah engkau menyuruh mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah mereka durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menjalankan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan mereka untuk menjalankannya, serta membantu mereka dalam menjalankannya. Jika engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, peringatkan dan cegahlah mereka.”
Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Adh Dhahhak dan Muqatil bin Hayyan, dimana mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban mengajari keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan hal-hal yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.”
Dari uraian diatas, dapat kita ambil poin-poin penting yang dapat kita jadikan pegangan dalam membina diri sendiri dan orang lain :
1.       Proses pembinaan dimulai dari diri sendiri.
  • Hal ini tersurat dengan jelas dalam At Tahrim yaitu “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Disini dikatakan “peliharalah dirimu” terlebih dahulu baru setelah itu dikatakan “keluargamu”.
  • Sebagaimana apa yang dikatakan oleh Mujahid : ”Bertaqwalah kepada Allah dan berpesanlah kepada keluarga kalian untuk bertaqwa kepada Allah”. Disini Mujahid mengatakan bahwa kita diharuskan bertaqwa kepada Allah terlebih dahulu, baru setelah itu kita berpesan kepada keluarga kita untuk bertaqwa kepada Allah.
2.       Perintah menjaga diri sendiri dengan tetap menjalankan perintah Allah SWT, menjauhi laranagn Allah, dan bertaubat dari perkara yang menjadikan murka Allah dan mendatangkan siksa.[1]

3.       Kemudian, untuk mendidik diri sendiri dengan cara menjalankan terlebih dahulu perintah Allah dan rasulnya dan  jauhkan larangan Allah dan rasulnya, sampai seseorang merasa senang dalam menjalankannya.


[1] http://akuzamir.blogspot.com/2012/08/menjaga-diri-sendiri-dan-keluarga.html

Tafsir QS. Al Alaq 1-5



(1)           خَلَقَ الَّذِي رَبِّكَ بِاسْمِ اقْرَأْ
Artinya; Bacalah, dengan nama Tuhan yang menjadikan.
اقْرَأْ Yang pada mulanya berarti menghimpun,dalam arti lain berarti menyampaikan,menelaah, meneliti,mendalami. Apabila Anda merangkai huruf/kata  kemudian mengucapkan rangkaian tersebut, maka Anda telah menghimpunnya yakni membacanya. Objek bacaan bersifat umum karena mencakup segala yang terjangkau, baik bacaan suci yang bersumber dari Tuhan maupun bukan (ayat kauliyah & kauniyah).
(2)           عَلَقٍ مِنْ الْإِنْسَانَ خَلَقَ
Artinya: Menjadikan manusia dari segumpal darah.
Salah satu cara yang ditempuh oleh Al- Qur’an untuk mengantar manusia menghayati petunjuk- petunjuk allah adalah memperkenalkan jati dirinya, antara lain dengan menguraikan proses kejadiannya.
(3)           الْأَكْرَمُ وَرَبُّكَ اقْرَأْ
Artinya; Bacalah,dan Tuhanmu yang maha pemurah.
Allah memerintahkan kembali kepada nabi-Nya untuk membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-ulang dan membiasakannya.
Ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh generasi terdahulu dan alam raya yang mereka huni adalah sama. Namun pemahaman sert penemus ban terus berkembang.
(4)بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الَّذِي
Artinya; Yang mengajar dengan kalam.

Dia menyediakan alam sebagai alat untuk menulis, alam sebagai benda padat yang tidak dapat bergerak. Manusia diciptakan dari suatu bhan hina dengan melalui proses.
(5 يَعْلَمْ لَمْ مَا الْإِنْسَانَ عَلَّمَ
Artinya: Dia mengajar manusia sesuatu yang tidak diketahui.
Dialah yang menjadikan nabi-Nya pandai membaca. Dia pula yang mengajarkan manusia sesuatu yang baru, dengan menggunakan ayat-ayat kauliyah dan kauniyah-Nya.